Berbagai macam ulah orang yang ingin mempertahankan umurnya, kemudaannya, ingin hidup abadi. Sepertinya tulisan ini akan panjang, namun saya pikir cukup untuk memasukkan 3 orang saja yang menurut saya mempunyai keistimewaan dalam upaya untuk mencari kekekalan hidup, adapun individu-individu adalah seperti dibawah ini :
Shih Huang Ti
Adalah kaisar pertama dalam Dinasti Ch'in yang berhasil mempersatukan seluruh daratan cina adalah juga seorang kaisar yang takut dengan kematian. Dia bahkan memerintahkan pejabat istana Ch’in untuk berkonsultasi dengan para guru Tao serta ahli-ahli ilmu gaib mengenai prospek untuk hidup abadi (immortal).
Adalah kaisar pertama dalam Dinasti Ch'in yang berhasil mempersatukan seluruh daratan cina adalah juga seorang kaisar yang takut dengan kematian. Dia bahkan memerintahkan pejabat istana Ch’in untuk berkonsultasi dengan para guru Tao serta ahli-ahli ilmu gaib mengenai prospek untuk hidup abadi (immortal).
Dia sering berhayat bahwa dinasti kekaisaran yang didirikannya bisa bertahan paling tidak 10.000 generasi. ( Dalam kenyataannya dinastinya hancur 4 tahun setelah kematiannya ). Walaupun memiliki wawasan luas serta kecakapan dalam hal pemerintahan, namun kaisar ini gampang percaya terhadap hal yang berbau mistik serta tahayul.
Ia dengan penuh hormat mendengarkan semua ajaran orang yang mewakili ajaran Taoisme yang sebenarnya adalah dukun-dukun ilmu klenik. Kecenderungan pada ajaran tersebut didasarkan pada hasrat untuk mendapatkan obat untuk kehidupan abadi.
Konon dikatakan bahwa dalam salah satu perjalanannya, ia berjumpa dengan seorang penjual obat di pantai laut kuning. Sepanjang tiga hari tiga malam dia berbincang-bincang dengan tukang obat tersebut, khususnya tentang obat kekelan hidup. Penjual Obat tersebut kemudian menghilang secara misterius - setelah meninggalkan surat berisi petunjuk agar kaisar mencarinya di Pulau Kekekalan yang mengarah pada jurusan timur laut kuning ( mungkin yang dimaksud adalah jepang ).
Jofuku ( Xu Fu ) boleh saja merupakan cerita legenda yang ironis yang tentunya tidak akan dilupakan oleh para penganut Tao generasi penerus, namun Kaisar Shih Huang Ti adalah tokoh yang benar-benar ada dan pernah hidup di dunia ini, Tembok Besar Cina adalah karya dimasa pemerintahannya.
Upaya-upaya untuk menghindari kematian terus berlanjut hingga berabad-abad.
Chia-Ching
Adalah seorang kaisar Cina dari Dinasti Ming ( didirikan pada tahun 1368 M ), telah memboroskan anggaran negara dalam jumlah besar untuk melindungi dan mendukung ahli kimia penganut Taoisme - dengan harapan memeperoleh obat kekelan hidup.
Joseph Needham adalah seorang pakar biokimia serta sinologi berkebangsaan Inggris yang berhasil membuat daftar kaisar Cina yang kemungkinan mati karena keracunan obat kekekalan hidup. Hasrat orang-orang cina meracik ramuan obat-obatan meulai berkurang seiring masuknya agama Budha ke Cina dimana Agama tersebut mengajarkan paham kekekalan atau keadaan tanpa kematian yang unik.
Walaupun tidak didukung oleh bukti-bukti kuat, alkimia memang dapat dianggap sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan modern dibidang kimia medis atau farmasi yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. Seperti yang telah kita ketahui bersama, hingga dewasa ini tentunya telah jutaan obat yang diproduksi serta dipergunakan secara luas. Namun semua itu hanya untuk menyembuhkan seseorang dari penyakit. Dengan demikian tidak satu obatpun yang dapat membuat orang terbebas dari kematian
Kemudian Sang Kaisar memerintahkan Jofuku ( Xu Fu ) untuk berangkat kesana dengan ratusan kapal, ribuan awak ( dalam sumber lain mengatakan bahwa Kaisar Shih Huang Ti mengerahkan 3000 orang muda laki-laki dan 3000 orang muda perempuan ), untuk menemukan pulau yang mengagumkan tersebut. Namun mereka tidak pernah kembali. Mereka diperkirakan telah mencapai pulau Jepang ( Pulau Kekekalan tersebut?) dan menetap di sana ( mungkin inilah awal mula yang menyebabkan kenapa aksara jepang mirip-mirip aksara Cina ), tapi kaisar yakin bahwa mereka telah dimakan oleh monster laut yang mencegah mereka kembali. Kaisar tersebut meninggal dalam perburuannya terhadap monster laut tersebut di muara sungai Kuning dalam suatu perjalanan panjang untuk mencari obat kekekalan abadi. Namaun ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa penyebab kematiannya adalah Depresi.
Tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya marak diwarnai usaha pembunuhan kepada dirinya, paling tidak ada sekitar tiga kali usaha pembunuhan yang nyaris merenggutnyawanya. Ancaman semacam ini membuatnya semakin bergegas untuk mencari obat kekelan hidup.
Upaya-upaya untuk menghindari kematian terus berlanjut hingga berabad-abad.
Chia-Ching
Adalah seorang kaisar Cina dari Dinasti Ming ( didirikan pada tahun 1368 M ), telah memboroskan anggaran negara dalam jumlah besar untuk melindungi dan mendukung ahli kimia penganut Taoisme - dengan harapan memeperoleh obat kekelan hidup.
Joseph Needham adalah seorang pakar biokimia serta sinologi berkebangsaan Inggris yang berhasil membuat daftar kaisar Cina yang kemungkinan mati karena keracunan obat kekekalan hidup. Hasrat orang-orang cina meracik ramuan obat-obatan meulai berkurang seiring masuknya agama Budha ke Cina dimana Agama tersebut mengajarkan paham kekekalan atau keadaan tanpa kematian yang unik.
Joseph Needham : kredit foto nri.org.uk
Walaupun tidak didukung oleh bukti-bukti kuat, alkimia memang dapat dianggap sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan modern dibidang kimia medis atau farmasi yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. Seperti yang telah kita ketahui bersama, hingga dewasa ini tentunya telah jutaan obat yang diproduksi serta dipergunakan secara luas. Namun semua itu hanya untuk menyembuhkan seseorang dari penyakit. Dengan demikian tidak satu obatpun yang dapat membuat orang terbebas dari kematian
Elizabeth Báthory
lukisan dirinya saat usia 25 tahun
Ada juga yang lebih gila dan ekstrem seperti yang dilakukan oleh wanita ini dalam upaya mepertahakan kemudaannya, kecantikannya - intinya adalah keabadian.
(Báthory Erzsébet di Hungaria, Alžbeta Bátoriová(-Nádasdy) di Slovakia, Elżbieta Batory dalam Polandia, lahir 7 Agustus 1560 – meninggal 21 Agustus 1614 pada umur 54 tahun), adalah Countess Hungaria dari keluarga Bathory. Keluarga ini diingat untuk pertahanan melawan Utsmaniyah. Ia terkenal sebagai pembunuh berantai dalam sejarah Hungaria dan Slowakia dan diingat sebagai Wanita Berdarah Csejte. Istana Čachtice merupakan tempat ia menghabiskan hidupnya. Setelah kematian suaminya, ia dan empat pembantunya dituduh menyiksa dan membunuh ratusan wanita muda, dengan sekurangnya sebanyak 650 korban. Pada tahun 1610 ia dipenjarakan di Istana Čachtice dan menghabiskan hidupnya disana. Bathory lahir di Hungaria thn 1560, kurang lebih 100 tahun setelah Vlad 'The Impaler' Dracul meninggal. Kakek buyut Elizabeth Báthory adalah Prince Stephen Báthory yang merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Dracul ketika dia merebut kembali kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya.
Elizabeth terlahir dari pasangan Georges dan Anna Báthory yang merupakan bangsawan kaya raya dan salah satu keluarga bangsawan paling kaya di Hungaria saat itu. Keluarga besarnya juga terdiri dari orang-orang terpandang. Salah satu sepupunya adalah perdana menteri di Hungaria, seorang lagi adalah Kardinal. Bahkan pamannya, Stepehen kemudian menjadi Raja Polandia. Namun keluarga Báthory memiliki 'sisi' lainnya yang lebih 'gelap' selain segala kekayaan dan popularitasnya. Disebutkan bahwa salah satu pamannya yang lain adalah seorang Satanis dan penganut Paganisme sementara seorang sepupunya yang lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan kejahatan sexual.
Tahun 1575, di usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ference Nadasdy yang 10 tahun lebih tua darinya. Karena suaminya berasal dari bangsawan yang lebih rendah, maka Count Ferenc Nádasdy menggunakan nama Báthory dibelakangnya. Elizabeth tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Báthory dan tidak menjadi Nádasdy. Kedua pasangan tersebut kemudian tinggal di Istana Čachtice, yang merupakan sebuah kastil di atas pegunungan dengan desa Čachtice dilembah dibawahnya. Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferenc lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani (Ottoman Empire). Ferenc kemudian menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran, bahkan dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan 'Black Hero of Hungary'.
Elizabeth yang masih muda tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu ditinggal sang suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang melayaninya selama sang suami tidak berada di tempat. Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian kembali lagi dan suaminya memaafkannya. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya, Countess Klara Báthory.
Awal mula Elizabeth menjadi penganut satanisme adalah lewat ajaran dari Dorothea Szentes, biasa disebut Dorka, salah seorang pelayan terdekatnya. Karena pengaruh Dorka, Elizabeth mulai menyenangi kepuasan seksual lewat penyiksaan yang dilakukannya terhadap pelayan-pelayan lainnya yang masih muda. Selain Dorka, Elizabeth dibantu beberapa pelayan terdekatnya yaitu : suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan wanita bernama Anna Darvula, yang merangkap sebagai kekasih Elizabeth.
Bersama para kru-nya, Elizabeth mengubah Istana Čachtice menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para gadis muda yang jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.
Tahun 1600, Ferenc meninggal dan era teror sesungguhnya dimulai. Memasuki usia 40 tahun, Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput yang sebenarnya lumrah di usia tersebut. Tapi Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya. Suatu saat seorang pelayaan wanita yang sedang menyisir rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras. Elizabeth yang marah kemudian menampar gadis malang tersebut. Darah memancar dari hidung gadis itu dan mengenai telapak tangan Elizabeth. Saat itu Elizabeth disebutkan 'menduga dan percaya' bahwa darah gadis muda memancarkan cahaya kemudaan mereka. Serta merta dia memerintahkan pelayannya, Johannes Ujvari dan Dorka menelanjangi gadis tersebut, menariknya keatas bak mandi dan memotong urat nadinya. Ketika si gadis meninggal kehabisan darah, Elizabeth segera mesuk kedalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah. Dia menemukan apa yang diyakininya sebagai "Rahasia Awet Muda"
Ketika semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa sekitarnya untuk dijadikan pelayan di Kastilnya. Nasib mereka semuanya sama , diikat diatas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi. Seringkali Elizabeth berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas. Sesekali Elizabeth bahkan meminum darah para gadis tersebut untuk mendapatkan apa yang ia sebut "inner beauty".
Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa masih kurang baginya. Demi mendapat darah yang menurutnya lebih berkualitas, Elizabeth mengincar darah para gadis bangsawan rendahan. Dia kemudian melakukan penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan untuk dijadikan korbannya. Namun hal tersebut menjadi bumerang baginya. Hilangnya gadis-gadis bangsawan dengan cepat mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh, hingga Raja sendiri. Tanggal 30 Desember 1610, pasukan tentara dibawah pimpinan Gyorgy Thurzo, yang merupakan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Istana Čachtice di malam hari. Mereka semua terkejut melihat pemandangan yang mereka temukan di dalam Istana Čachtice. Mayat seorang gadis yang pucat kehabisan darah tergeletak diatas meja makan, seorang lainnya yang masih hidup namun sekarat ditemukan terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah. Di bagian penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran dibunuh.
Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk.
Sekurangnya 650 nama tercatat dalam pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611. Nama-nama itu didapat berdasarkan laporan dari berbagai pihak. Mulai dari keluarga-keluarga petani hingga bangsawan. Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan ke pengadilan untuk diadili secara langsung. Hanya empat pelayannya yang diadili dan kemudian dihukum mati. Raja Hungaria memerintahkan Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Istana Čachtice selama sisa hidupnya. Para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang kecil yang digunakan untuk memasukan makanan dan minuman.
Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth diisolasi dengan tembok di kamarnya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yang disajikan untuk Elizabeth tidak tersentuh selama seharian. Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah di lantai. Elizabeth 'The Blood Countess' Báthory meninggal di usia 54 tahun pada 21 Agustus 1614.
Dengan demikian dari ketiga contoh orang terkenal tersebut, segala daya upaya usaha mereka pada akhirnya pun telah membawa mereka pada kematian. Sebuah pembuktian "nothing last forever!"
Dengan demikian dari ketiga contoh orang terkenal tersebut, segala daya upaya usaha mereka pada akhirnya pun telah membawa mereka pada kematian. Sebuah pembuktian "nothing last forever!"
sumber : dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment