Pulau Belitung Dilihat Dengan Google Earth Dengan Ketinggian 129.53 km
Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan PT Tambang Timah tahun 2003, jumlah kolong pasca penambangan timah di wilayah Bangka dan Belitung sebanyak 887 kolong dengan luas 1.712,65 hektare, yang terdiri dari 544 kolong dengan luas 1.035,51 hektare di Pulau Bangka, dan sebanyak 343 kolong dengan luas 677,14 hektare di Pulau Belitung. Sekarang sudah mau berakhir tahun 2009, tidak tertutup kemungkinan jumlah kolong akan terus bertambah seiring berjalannya waktu dan maraknya aktivitas penambangan timah dalam kurun waktu hingga sekarang ini.
Dari ratusan kolong yang ada, baru sekitar 20 persen yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, sumber air di musim kemarau, pengairan sawah dan budidaya ikan.
Selebihnya kolong belum dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban di lobang camuy karena tenggelam. Berdasarkan penelitian pula, dapat diketahui bahwa air kolong pasca penambangan timah banyak mengandung logam berat seperti Zn,Pb dan Cu yang berbahaya jika terkomsumsi oleh manusia. Selain itu dibutuhkan waktu lama, sekitar sepuluh tahun, untuk menetralisir kandungan logam berat di kolong.
***
Beberapa waktu yang lalu saya berselacar di Google untuk mencari berbagai artikel tentang kolong. Bebagai Artikel – artikel menarik tentang pemberitaan seputar kolong – kolong di Pulau belitung serta bagaimana memanfaatkan kolong tersebut untuk suatu hal yang berguna bagi masyarakat umum serta masyarakat sekitar kolong – kolong tersebut, saya temukan dan mulailah saya membaca.
Tiga paragraph ( yang bersumber dari bangkapos.com ) diatas adalah sebagian kecil yang saya baca diantara banyaknya artikel yang ada.
Artikel – artikel tersebut sangat menarik, menceritakan keadaan Pulau Belitung. Pulau Belitung memang memiliki daya tarik tersendiri, terlepas dari sosok DN Aidit, Yusril Ihza Mahendra serta Andrea Hirata yang sekarang ini sedang Booming dengan Tetralogi Laskar Pelangi-nya sehingga menjadikan Pulau Belitung tidak hanya terkenal, akan tetapi semakin dikenal.
Ditarik jauh kebelakang kegiatan penambangan timah di Indonesia telah berlangsung sejak 178 tahun lalu, berlokasi di sekitar Kepulauan Bangka, Belitung, Karimun dan Kundur, serta di wilayah pesisir timur Pulau Sumatera. Wilayah ini termasuk dalam jalur timah Indonseia (Indonesian Tin Belt) yang terbentang sepanjang 3.000 kilometer dari Myanmar bagian utara, Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau dan membelah Kalimantan Barat. (kutipan artikel dari Endang Bidayani, SPi – Dosen FPPB UBB di situs ubb.ac.id).
Tidak hanya membaca artikel – artikel saja, saya pun menjalankan aplikasi Google Earth untuk melihat Pulau Belitung lewat pencitraan satelit. Hasilnya adalah kekaguman saya dengan aplikasi tersebut, namun segunung kesedihan juga saya dapatkan bergitu melihat kondisi Pulau Belitung lewat pencitraan tersebut yaitu pemandangan bolong – bolongnya Pulau Belitung yang dilukiskan dari kolong – kolong efek dari aktivitas penambangan timah.
Jujur saja, Pulau Belitung memang memiliki keindahan yang eksotis dan menyejukkan hati dengan pantai – pantainya yang sungguh menentramkan jiwa. Lihat saja diinternet tentang keindahan alam pantai Pulau Belitung serta Flora dan Fauna lainnya. Lihatlah juga Film Laskar Pelangi yang keseluruhan menampilkan Pulau Belitung. Indah bukan? Atau jika anda masih penasaran, datang saja ke Pulau Belitung, kurang lebih 50 menit ‘kok dari Jakarta via pesawat terbang.
Namun yang akan saya posting disini bukanlah poto tentang keindahan pantai Pulau Belitung atau Sesutu yang indah lainnya, akan tetapi “Wajah Bopeng Pulau Belitung Akibat Penambangan Timah dan Penambangan Lain-lainnya” . Jadi, jika anda berminat ke Belitung, lihatlah keindahannya saja karena jika anda datang hanya untuk melihat kolong untuk menghabiskan waktu liburan anda adalah hal yang sangat mubazir, terkecuali anda datang sebagai ilmuan, peneliti yang ingin melakukan penelitian untuk membuat teori ilmiah dan bisa diterapkan untuk kolong-kolong dengan sujuta manfaatnya bagi masyarakat Pulau Belitung.
Namun jika anda punya sudut pandang dan persepsi lain bahwa keindahan itu tidak Cuma untuk pantai, tetapi kolong-kolong pun merupakan suatu keindahan bagi anda, saya tidak melarang dan tidak ada yang akan melarang anda untuk mempersepsikan keindahan kolong – kolong tersebut!
Inilah hasil penelusuran saya tentang Pulau Belitung dengan Google Earth sekaligus merupakan gambaran kesedihan terhadap Pulau Kelahiran saya ini. Semoga suatu hari nanti Pulau Belitung tidak Cuma indah dilihat dari pantainya saja, akan tetapi keindahan tersebut bisa dilihat dari sudut manapun, baik dari darat, laut dan udara! Pokoknya segala sisi sudut pandang kita semua.
Image Pertama,
Image selajutnya coba anda perhatikan,
Selanjutnya perhatikan juga image kolong-dibawah ini,
yang berikutnya,
image selanjutnya,
Selanjutnya… Bagaimana perasaan anda setelah melihat bebera image yang saya postingkan? Ini hanya sebagian kecil yang di upload ke blog ini. masih banyak lagi sudut pulau yang memiliki kolong-kolong.
Untuk itu semua silahkan anda berselancar sendiri di Google Earth. mungkin anda sudah tahu, namun tidak ada salahnya jika saya sebut jalan pintasnya.
Masuk ke Google Earth, Pada Kotak Tujuan ketik “Pulau Belitung” . Nah, Selamat melihat “keindahan” Pulau Belitung dari udara.. tak perlu beli tiket pesawat, ‘khan?
No comments:
Post a Comment